Antara Hati, Kasih dan Cinta...
Seiring waktu perjalanan usia, semakin banyak hal yang kita lewati hari demi hari. Masa kanak-kanak dan remaja tak terasa begitu cepat terlewati. Perasaan dan hati kita terus tumbuh dan berkembang laksana bunga yang semakin mekar.
Dalam Diary pertamaku di blog tercinta ini aku ingin menuliskan sedikit renungan antara hati, kasih dan cinta. Sebuah catatan perjalanan yang membuatku akhirnya sampai pada blog ini. Semoga bisa menawarkan sedikit wangi seperti bucket bunga yang terpasang dengan manis di pojok blog ini.
Masa remaja telah aku lewati dengan manis. Meskipun aku termasuk gadis pemalu aku berusaha untuk tetap bergaul dengan teman maupun sahabat. Aku selalu salah tingkah bila berdekatan dengan laki-laki. Mereka begitu asing bagiku.
Hatiku selalu berharap akan datangnya sang pangeran yang akan menjemputku suatu saat nanti. Tapi hatiku juga ragu akankah sang pangeran itu datang menjemput sang upik abu ini. Selama itu aku selalu ragu, bimbang dan khawatir hal itu akan datang padaku.
Satu demi satu kumbang mendekati sang bunga, namun sang bunga selalu enggan membuka kelopaknya. sampai akhirnya aku membuka hatiku pada seorang lelaki yang kukasihi. Dia datang di saat hidupku penuh warna. Dia hadir dengan diantar seribu kumbang sahabatnya. Akhirnya aku mendapat seorang kekasih.
Hari demi hari berlalu hal yang aku kuatirkan akhirnya datang juga. Sampai suatu hari dia pamit untuk tidak pernah kembali lagi. Dia pergi tanpa memberi alasan yang berarti.
Bertahun-tahun kuberdiam diri, kututup pintu hati kusibukan diri dengan rutinitas pekerjaan. Hari demi hari, minggu, bulan dan tahun tak terasa terlewati. Aku semakin terbiasa dengan kesendirian. Tak ada satupun lelaki yang bisa menggetarkan hatiku lagi.
Suatu hari seorang pria hadir dengan segala kesederhanaannya. Dia selalu tersenyum disaat memandangku. Pandangan matanya meneduhkan hatiku. Dia hadir begitu saja mengisi hari-hariku,
Kucoba menjauh, kuingkari kata hatiku, kuabaikan kehadirannya. Tapi dia selalu ada, dia selalu ada disisiku, memandangku dengan tatapan kasihnya. Aku takut sekali untuk jatuh cinta,
Disuatu senja yang cerah dia berkata padaku, seakan dia tahu isi hatiku selama ini. "Aku cuma pria sederhana, aku hanya bisa berjanji untuk tidak pernah meninggalkanmu dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagimu" lalu dia memandangi dengan tenang. Aku tak kuasa menjawabnya dan waktu terus berjalan, berhari-hari, minggu dan bulan.
Kebersamaaku bersamanya terus berlanjut. Di hari-hari berikutnya bagaimanapun situasinya, disaat sulit dan pertikaian sebesar apapun dia membuktikannya padaku, Dengan kesabarannya dia tetap berada disisiku, Padahal aku selalu ragu selama itu dan merasa bahwa segalanya kan berakhir dengan perpisahan.
rapshody 16 Januari 2007
Dalam Diary pertamaku di blog tercinta ini aku ingin menuliskan sedikit renungan antara hati, kasih dan cinta. Sebuah catatan perjalanan yang membuatku akhirnya sampai pada blog ini. Semoga bisa menawarkan sedikit wangi seperti bucket bunga yang terpasang dengan manis di pojok blog ini.
Masa remaja telah aku lewati dengan manis. Meskipun aku termasuk gadis pemalu aku berusaha untuk tetap bergaul dengan teman maupun sahabat. Aku selalu salah tingkah bila berdekatan dengan laki-laki. Mereka begitu asing bagiku.
Hatiku selalu berharap akan datangnya sang pangeran yang akan menjemputku suatu saat nanti. Tapi hatiku juga ragu akankah sang pangeran itu datang menjemput sang upik abu ini. Selama itu aku selalu ragu, bimbang dan khawatir hal itu akan datang padaku.
Satu demi satu kumbang mendekati sang bunga, namun sang bunga selalu enggan membuka kelopaknya. sampai akhirnya aku membuka hatiku pada seorang lelaki yang kukasihi. Dia datang di saat hidupku penuh warna. Dia hadir dengan diantar seribu kumbang sahabatnya. Akhirnya aku mendapat seorang kekasih.
Hari demi hari berlalu hal yang aku kuatirkan akhirnya datang juga. Sampai suatu hari dia pamit untuk tidak pernah kembali lagi. Dia pergi tanpa memberi alasan yang berarti.
Bertahun-tahun kuberdiam diri, kututup pintu hati kusibukan diri dengan rutinitas pekerjaan. Hari demi hari, minggu, bulan dan tahun tak terasa terlewati. Aku semakin terbiasa dengan kesendirian. Tak ada satupun lelaki yang bisa menggetarkan hatiku lagi.
Suatu hari seorang pria hadir dengan segala kesederhanaannya. Dia selalu tersenyum disaat memandangku. Pandangan matanya meneduhkan hatiku. Dia hadir begitu saja mengisi hari-hariku,
Kucoba menjauh, kuingkari kata hatiku, kuabaikan kehadirannya. Tapi dia selalu ada, dia selalu ada disisiku, memandangku dengan tatapan kasihnya. Aku takut sekali untuk jatuh cinta,
Disuatu senja yang cerah dia berkata padaku, seakan dia tahu isi hatiku selama ini. "Aku cuma pria sederhana, aku hanya bisa berjanji untuk tidak pernah meninggalkanmu dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagimu" lalu dia memandangi dengan tenang. Aku tak kuasa menjawabnya dan waktu terus berjalan, berhari-hari, minggu dan bulan.
Kebersamaaku bersamanya terus berlanjut. Di hari-hari berikutnya bagaimanapun situasinya, disaat sulit dan pertikaian sebesar apapun dia membuktikannya padaku, Dengan kesabarannya dia tetap berada disisiku, Padahal aku selalu ragu selama itu dan merasa bahwa segalanya kan berakhir dengan perpisahan.
****
Kupandangi wajah mungil disampingku. buah hatiku 'aira' kecilku tertidur dengan damainya. sesekali sesungging senyum menghiasi bibir mungilnya. Mataku perlahan beralih pada wajah di sebelah anakku yang tertidur. Wajah yang sama seperti dua tahun lalu, dengan tatapannya yang sama. Dialah suamiku, Dialah yang selalu menatapku penuh kasih dan Cinta. Dialah pria yang telah berjanji padaku yang kini menjadi suamiku. Kembali dia memandangiku dengan tatapan yang sama .. Senyum yang tetap sama.rapshody 16 Januari 2007
jendela dan mata hati