PUPUH SUNDA ASMARANDANA
Malam ini kuingat lagi satu hal yang pernah kudengar dan bahkan kunyanyikan pada masa kecilku. Lagu atau tepatnya puisi Sunda. Dalam istilah sunda namanya bukan puisi atau lagu tapi dsebut dengan istilah pupuh.
Menurut Kang Wiki (wikipedia-red), Pupuh adalah bentuk puisi tradisional bahasa Sunda yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing memiliki sifat tersendiri dan digunakan untuk tema cerita yang berbeda. Satu pupuh yang selalu kuingat sampai kini, pupuh yang pernah diajarkan oleh ibuku tercinta. Pupuh Sunda Asmarandana.
Menurut Kang Wiki (wikipedia-red), Pupuh adalah bentuk puisi tradisional bahasa Sunda yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing memiliki sifat tersendiri dan digunakan untuk tema cerita yang berbeda. Satu pupuh yang selalu kuingat sampai kini, pupuh yang pernah diajarkan oleh ibuku tercinta. Pupuh Sunda Asmarandana.
Pupuh Sunda - Asmarandana
eling eling mangka eling
rumingkang di bumi alam
darma wawayangan bae
raga taya pangawasa
lamun kasasar lampah
nafsu nu matak kaduhung
badan anu katempuhan
Artinya (terjemahan bebas) :
Sadarlah , harus sadarlah
Melakukan apapun di dunia
Kalau sekehendak hati
Badan (kelakuan) tidak dikendalikan
kalau tersesat dalam langkah
Nafsu yang akan menjadi penyesalan (nantinya)
Diri kitalah yang akan menerima akibatnya
Betapa dalam makna pesan moral yang terkandung didalamnya. Sebuah ajaran dalam satu nyanyian sederhana pengantar tidurku dahulu.
Inilah lagu sunda pertama yang diajarkan ibuku tercinta padaku. Disaat aku berumur 7 tahun, ibuku ingin menanamkan satu dasar kepribadian, bahwa dalam hidup janganlah berbuat sekehendak hati. Segala sesuatu dipikirkan terlebih dahulu, tidak terburu-buru nafsu untuk melakukan suatu hal.
Aku menghormati ibuku, aku selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak. Bahkan dalam mencari jodoh. Saking berhati-hatinya.. aku jadi sulit didekati. Tapi Alhamdulillah jodoh memang sudah ada yang mengatur.
***
malam ini, disaat ibuku hadir di rumah mungilku ini. Kudengar kembali Pupuh sunda asmarandana dari bibir lembut ibuku. Bukan untuk aku.. tapi untuk anakku tercinta.