Skip to main content

Menghadapi Balita Yang Berbohong


Punya anak Balita dirumah? Pasti kebayang deh repotnya. Anak balita sekitar 3-4 tahun sudah sangat aktif, mulai dari bermain dan berkata-kata. Pada masa ini ada saat yang sedikit mengesalkan, yaitu Balita anda mulai belajar berbohong. Menghadapi Balita yang berbohong disarankan hadapi dengan kasih sayang. Kenapa? karena mereka sebenarnya belum benar-benar dapat membedakan realitas dengan khayalan. Artinya, anak-anak seusia itu belum bisa menangkap arti konsep 'berkata jujur' dan 'berkata bohong'.

Berikut beberapa Penyebab anak berbohong berdasarkan referensi yang didapat :

Imaginasi yang aktif
beberapa anak memiliki daya imajinasi yang tinggi, kadang-kadang anak ini menganggap imajinasi mereka sama seperti kenyataan, sehingga mereka mengatakan sesuatu yang sebenarnya berasal dari imajinasi mereka.

Pelupa, anak-anak balita belum memiliki daya ingat sebaik orang dewasa. Jika misalnya Anda memarahi anak Anda karena mencorat-coret dinding dengan krayon dan anak Anda yang berusia dua tahun menyangkalnya, ia tidak bisa dibilang berbohong, mungkin ia lupa, atau jika ia tidak ingin Anda marahi. Mungkin juga karena belum mampu memisahkan pikirannya dengan kenyataan.

'Sindroma Malaikat', sering terjadi pada anak yang terlalu dimanjakan oleh orangtuanya, sehingga ia yakin bahwa ia mustahil berbuat kesalahan lalu mempercayainya. Jalan pikiran anak seperti itu kira-kira begini: 'Ayah dan Ibu sangat sayang kepada saya karena saya adalah anak baik. Anak baik tak mungkin mencoret-coret tembok seperti itu. Jadi tak mungkin saya yang mencoret-coret tembok (padahal memang ia yang melakukannya)'. ampun deh.. ^^'

Kira-kira apa ya yang harus dilakukan?

Wajar jika Anda cemas jika anak Anda 'berbohong' - orang tua mana yang menginginkan anaknya jadi pembohong? Tetapi, cara terbaik menghadapi 'kebohongan' anak kecil adalah sikap relaks, dan menganggapnya sebagai dongeng versinya sendiri. anak Lagipula, kebohongan mereka - menurut Berry Brazelton, dokter anak terkenal dan penulis buku Touchpoints - merupakan bagian dari perkembangan yang normal.

Saran : Jangan terburu-buru menghukum anak jika mereka berbohong, tetapi ajarkanlah nilai-nilai kejujuran, seperti:

Menghargai Kejujuran, jangan marah-marah jika anak Anda mengaku telah berbuat salah, karena ia akan berpikir kejujuran malah berakibat negatif baginya. Lebih baik hargai dengan mengatakan terima kasih karena  berkata jujur.

Jangan Menuduh, gunakan kalimat yang akan mengundang pengakuan. Daripada berkata 'Pasti Aira yang mencoret dinding!', lebih baik berkata 'Siapa yah yang mencoret dinding? bantu Mama membersihkannya yuk..!'. dengan nada lembut tentunya.. :)

Jangan Membebani Anak, jika menerapkan sejumlah aturan dan larangan, kemungkinan besar mereka belum mampu memahami atau mengikuti aturan dan larangan tersebut. Mereka akan terpancing berkata bohong jika berbuat salah untuk menghindari amarah Anda.

Bangun Kepercayaan, buatlah anak mengerti nahwa kita mempercayainya, dan kita juga bisa dipercaya. Caranya adalah dengan selalu berkata jujur kepada mereka. Jelaskan segala sesuatu dengan cara lemah lembut. Misalnya, kalau disuntik itu tetap sakit tapi bisa sembuh dengan cepat, begitupun bila minum obat.

Terlepas dari efektif atau tidaknya cara diatas kembali lagi pada niat kita mendidik anak yang sepantasnya mengajarkan dasar-dasar sikap yang terpuji dan ber-akhlak dengan penuh kasih sayang. Selain itu mulailah mengajarkan dasar Agama dengan cara yang bertahap.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang memerlukannya.. :)
referensi: ibuhamil.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.