Mengetahui Manfaat Vaksin Dan Resiko Vaksin
Sudah tau definisi vaksin khan?.. Yup betul!.. Vaksin adalahzat kimia bersifat racun dalam dosis kecil untuk merangsang kekebalan tubuh manusia. Vaksin biasanya diberikan pada bayi atau anak balita. Bagi Ibu atau calon ibu mungkin mengetahui manfaat vaksin dan resiko vaksin penting bagi kesehatan anak.Biasanya vaksinasi ini diberikan dengan kata lain imunisasi. Yang menjadi pertanyaan apakah manfaat vaksin lebih besar dari resikonya?.. kita baca sama-sama yuk.
Imunisasi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan sebagai
bentuk pencegahan. Tapi jika ada bayi atau anak yang tidak divaksin, maka apa
saja manfaat dan risiko yang bisa didapatnya?
"Lebih banyak risiko yang didapat jika ada anak atau
bayi yang tidak divaksin, dan sepertinya tidak ada manfaatnya kalau anak tidak
divaksin," ujar dr Rifan Fauzie, SpA dari RSAB Harapan Kita Jakarta, (sumber wawancara: detikHealth).
dr Rifan menuturkan seringkali salah satu alasan tidak mau
divaksin karena vaksin itu zat kimia yang bersifat racun, menimbulkan efek
samping berbahaya serta ada pula yang merasa anaknya tidak sakit sampai
sekarang.
"Padahal yang namanya obat itu juga racun, dengan dosis
yang kecil zat asing ini bisa dimanfaatkan untuk kekebalan tubuh. Saya
analogikan dengan obat parasetamol, jika dikonsumsi sesuai dengan dosis yang
dianjurkan maka membantu atasi demam dan nyeri, tapi kalau dosisnya besar
memicu overdosis yang membuat keracunan di liver dan hatinya rusak,"
ungkapnya.
Selain itu konsep imunisasi adalah memberikan perlindungan
pada populasi anak atau imunitas komunitas, misalnya ada 100 anak, yang 95
mendapatkan imunisasi lengkap sedangkan yang 5 anak lain menolak imunisasi.
Misalnya kuman menyerang anak yang sudah diimunisasi maka
kuman tidak bisa berkembang disitu, jika si kuman berpindah ke anak lain yang
diimunisasi maka tetap tidak bisa berkembang. Kondisi ini akan membuat
penularan penyakit jadi terhambat atau terputus.
Namun jika kuman tersebut menyerang anak yang belum divaksin
maka bisa membuat anak tersebut sakit dan tidak menutup kemungkinan berisiko
menulari anak-anak yang lainnya.
Hal ini karena jika anak tidak diimunisasi maka ia tidak
memiliki kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Jika kuman yang
masuk dalam jumlah banyak dan ganas maka tubuh tidak akan mampu melawan meski
sudah punya sistem kekebalan tubuh alami sehingga menyebabkan sakit berat,
cacat atau meninggal.
dr Rifan sendiri pernah mendapati orangtua yang tidak mau
anaknya divaksin, ada yang sama sekali tidak mau tapi ada pula yang awalnya mau
tapi setelah orangtua mendapat berbagai informasi ia jadi mundur dan tidak mau
anaknya divaksin.
"Kami berusaha memberikan informasi yang benar, ada
yang berhasil mau divaksin tapi ada juga yang tidak, tergantung dari
orangtuanya. Padahal riskan sekali kalau membiarkan anak nggak mau
divaksin," ujar dr Rifan yang juga anggota IDAI.
dr Rifan menuturkan sebenarnya ada banyak sekali hal-hal
yang sebaiknya dipahami secara lebih arif dan bijaksana. Serta kebanyakan mitos
seputar vaksin dilontarkan oleh peneliti yang bukan ahli imunologi, padahal
seharusnya seseorang mempercayakan hal tertentu pada ahlinya.
sumber rujukan: detikhealth.com