Khasiat Dan Manfaat Kerokan Yang Sebenarnya
Masuk angin? Biasa kerokan? Orang tua dulu sangat biasa
melakukan kerokan bila terkena masuk angin. Tapi apakah Khasiat dan Manfaat kerokan yang
sebenarnya? Benarkah Kerokan bermanfaat untuk menyembuhkan masuk angin? Mari
kita cari tau yang sebenarnya.
Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk
gejala masuk angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia. Metode ini
biasanya dilakukan dengan menggaruk dan menekan bagian permukaan kulit
menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sehingga terbentuk
guratan merah pada kulit. Otot-otot yang tegang terasa kendur dan adanya
sensasi relaksasi pada kulit.
Apa Sebenarnya Manfaat Kerokan ?
Banyak mitos tentang manfaat dari kerokan ini sehingga
pilihan untuk melakukan terapi ini masih sering kita jumpai. Meski dunia medis
sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih bisa dinikmati dari
berbagai golongan dan strata sosial.
Budaya kerokan ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan
dahulu. Bahkan raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan
terapi ini untuk kesehatan. Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan
murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan terapi
kerokan ini, badan sering terasa lebih baik. Hal ini disebabkan oleh suatu zat
endorphin yang keluar dari proses kerokan tersebut. Tidak hanya penduduk
Indonesia yang sering melakukan teknik terapi ini, di luar negeri pun mengenal
kerokan namun berbeda dalam bentuk dan tekniknya.
Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes.,
tertarik meneliti mengenai manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan sepanjang
tahun 2003-2005. Hasilnya, dari 390 responden berusia 40 tahun ke atas yang
mengembalikan kuesioner, hampir 90 persen mengaku kerokan saat masuk
angin.
Pada tahap kedua, Didik menjadikan dirinya sebagai obyek
penelitian. Ia mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi. Hasil pemeriksaan di
laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan; tidak ada kulit yang rusak
ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar. Hal ini
membuktikan kerokan tidak merusak pori-pori kulit dan tidak menyebabkan
pembuluh darah kecil dan halus pecah. Melebarnya pembuluh darah membuat aliran
darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah.
Penelitian tahap akhir adalah penelitian biomolekuler, yakni
pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Semua
responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada
laki-laki. Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani pemeriksaan
darah. Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak.
Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada tiga hal yang
diamati, yakni:
- Terdapat perubahan kadar endorphin. Kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar dan bersemangat.
- Terdapat perubahan kadar prostaglandin. Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
- Terdapat perubahan kadar Interleukin serta komplemen C1 dan C3. Terdapat perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan.
Pada intinya, kerokan dapat bermanfaat untuk mendapatkan
rasa nyaman dan menghilangkan nyeri otot. Namun, seperti halnya obat, tidak
baik jika berlebihan.