Kisah Malaikat dan Pengusaha Di ujung Kematiannya
Kisah Malaikat dan Pengusaha - Sebuah penyesalan terkadang datang diakhir masa atau disaat
terakhir dan biasanya itu sudah terlambat untuk memperbaikinya. Sebuah
kesadaran biasanya datang dari suatu ujian hidup dan penderitaan. Kita bisa
melihat segalanya dengan jernih dan saat emosi, ego dan nafsu jatuh di titik
nol. Dan biasanya saat termudah itu adalah disaat terpuruk atau bisa juga di saat implementasi ibadah kita di tingat tertinggi. Sebuah kisah inspiratif yang pernah saya baca ini adalah salah satu
contohnya. Kisah Malaikat dan pengusaha diujung kematiannya rasanya mampu
menjelaskan apa arti dari sebuah doa, keikhlasan dan dahsyatnya berbagi dan
bersedekah. Kisah yang cukup inspiratis untuk sedikit menggugah nurani kita
untuk peduli sesama. Semoga bermanfaat.
Kisah Pengusaha Di Saat Sakaratul Maut
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya
stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap
dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha
yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam
waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan
sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu
artinya kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang
..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1
jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan
antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih?
Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari
2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan
yang sulit."
Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah
berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3
orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya
mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat
kesembuhanmu."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat
menunjukkan layar besar yang menyerupai TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya.
Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang
anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air
mata di pipi mereka.
Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan
rindu memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak
putus-putus berharap akan kesembuhanmu."
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00
subuh, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau
ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia
tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya
untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di
hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada
kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka
seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air
matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang
istirahat.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di
pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami
yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia
baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit
lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,
penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam
waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di
antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang
berdoa buatku?"
Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu
tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita
saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan
yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini
adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat
anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung
tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur
di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat
berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi
meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha
bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan
suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha
pelan.
"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka
beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari
popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar
negeri."
"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut
membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di
ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma
adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti
asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."
***
Sahabat My Lavender, cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita
lebih instropeksi diri. Saya membayangkan ketika diri saya mati nanti, apakah
orang disekeliling saya akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan
atas kematian saya, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah?
Baca Juga : Hikmah Dibalik Kisah Sebatang Pohon
Ah.. mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik
untuk orang2 disekitar kita, kaena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi manusia yang lainnya.
Dan satu lagi, janganlah engkau meremehkan sedekah, sesuai cerita
diatas, justru sedekahnya yang menyelamatkan pengusaha tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan baca Manfaat Sedekah di luar Logika. Semoga kita dapat selalu melaksanakannya..