FAKTOR USIA PRIA PADA TINGKAT KESUBURAN
Semakin bertambahnya umur tentunya mempengaruhi vitalitas umumnya manusia. Hal ini merupakan hal yang wajar seiring bertambahnya usia maka pertumbuhan dan regenaris sel semakin berkurang. Sebagai wanita, kita sering mendengar makin bertambah usia, kesuburan akan makin menurun. Hal itu tak hanya berlaku pada wanita, tapi juga pada kaum pria. Faktor Usia Pria Pada Tingkat Kesuburan juga menentukan untuk mendapatkan keturunan.
Penelitian terbaru membuktikan pertumbuhan pada tubuh pria juga berpengaruh pada tingkat kesuburannya. Selain itu, jika menjadi ayah di usia lanjut juga berisiko pada kesehatan bayi yang dilahirkan.
Para peneliti dan ahli kesehatan masih mencari penyebab mengapa pria yang menjadi ayah pada usia matang atau di atas 35 tahun, dapat menyebabkan permasalahan kesehatan serius pada anak-anaknya kelak. Dan ternyata, menurut Dr. Harry Fisch, ahli kesehatan dari Columbia University , masalah fertilitas pada pria dimulai pada pertengahan usia.
Jadi alangkah lebih baiknya bagi anda yang berumur dibawah 35 tahun baik pria ataupun wanita untuk segera menikah. Seperti peribahasa.. Manfaatkan masa suburmu sebelum masa tuamu (salah ya??) untuk menikah, selain sehat, halal dan berkualitas (ups..kaya iklan makanan) juga untuk mendapatkan peluang generasi penerus yang terbaik. Juga buat yang diatas 35 tahun tetap menjaga kesehatan dan vitalitas demi keturunannya kelak.
Jadi, bukan hanya kesehatan ibu yang berpengaruh pada perkembangan janin, tetapi sperma dari ayah juga sama berpengaruhnya. Beberapa penelitian menemukan masalah kesehatan yang serius pada anak yang lahir dari ayah yang berumur pertengahan 30-an. Yaitu, gangguan seperti autisme dan skizophrenia.
"Setelah usia 30 tahun, level testosteron berkurang 1% tiap tahunnya," kata Fisch, yang juga penulis buka 'The Male Biological Clock'.
Menurut Dr. Narendra P. Singh, penelitian di University of Washington , Amerika Serikat menemukan terjadinya kerusakan DNA pada sperma pria usia tua.
Fisch dan beberapa peneliti lainnya menemukan jika wanita dan pria menikah sekitar atau diatas 35 tahun, ada kemungkinan sang anak akan terkena down syndrome. Dan, penyebabnya kemungkinan besar adalah sperma dari sang ayah yang telah mengalami kerusakan. Hal itulah yang banyak ditemui pada wanita usia 40 tahun yang memiliki anak down syndrome, yang 50 persen penyebabnya adalah kerusakan sperma.
Penelitian lain menemukan anak yang lahir dari ayah berusia 45 tahun atau lebih memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah. Lalu, anak yang lahir dari pria berusia 55 tahun atau lebih, memiliki kecenderungan bipolar disorder pada usia antara 20 hingga 24 tahun.
Penelitian yang dilakukan peneliti dari Mount Sinai School of Medicine di New York juga menemukan anak yang lahir dari pria berusia 40-an, memiliki resiko terkena autisme enam kali lebih besar. Lalu, penelitian lainnya, anak yang lahir dari ayah yang berusia 50 tahun atau lebih, tiga kali lebih beresiko terkena skizophrenia.
Dr. Fisch memfokuskan penelitiannya untuk mendorong kaum pria agar lebih memperhatikan jam biologis mereka. Selain itu, pria yang memiliki berat badan berlebih cenderung memiliki permasalahan dalam kesuburannya.
"Dengan berat badan berlebih, akan membuat jumlah sperma berkurang," kata Fisch.
Buat pembaca pria dan para sahabat semoga bermanfaat ya, pada dasarnya pria dan wanita sama-sama memiliki faktor penentu kesuburan masing-masing. Jadi bekerja samalah.. dalam pernikahan tentunya. jangan seperti yang 'mirip' ariel ^_^
Ucapan Terima kasih
Terimakasih untuk sahabat denny yang telah memberikan award penghargaan ini. Sebagai tanda persahabatan sesama blogger. semoga bisa menjadi motivasi positif bagi penulis dan juga untuk dunia blogging pada umumnya.
Terimakasih untuk sahabat denny yang telah memberikan award penghargaan ini. Sebagai tanda persahabatan sesama blogger. semoga bisa menjadi motivasi positif bagi penulis dan juga untuk dunia blogging pada umumnya.