Boss Kapal Api Ganti Pekerja dengan Robot Karena Gaji Buruh Naik
Gaji Buruh 2016 Naik - Gonjang-ganjing kenaikan buruh membuat para pengusaha besar
mikir tujuh keliling. Bagaimana tidak? Tuntutan kenaikan gaji yang fantastis
membuat Para boss pusing tujuh keliling. Salah satunya adalah Boss Kapal Api
Soedomo Mergonoto. Akhirnya Boss kapal Api ganti pekerja dengan robot karena
gaji buruh naik itu pilihan kebijakan produksinya. Nah Lo! Makin ribet aja
nasib karyawan kalo gini. Minta kenaikan yang sewajarnya mungkin bisa jadi bahan
pertimbangan pengusaha untuk tidak mengurangi karyawannya.
Meskipun kenaikan gaji buruh masih berupa wacana dan masih
diolah tapi Boss Kapal api ini sudang ancang-ancang untuk gantikan Pekerja
dengan mesin pekerja. Bos Kapal Api, Soedomo Mergonoto mengakui akan pilih
menggunakan tehnologi agar produksi tetap jalan dan perusahaan tetap profit.
“Mau tidak mau agar bertambah juga efektif, kami pakai
robot, ” kata CEO PT Santos Jaya Kekal itu dikutip dari Tempo seusai jadi
pembicara dalam Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Surabaya, Sabtu, 12
Desember 2015.
Soedomo mengatakan, otomatisasi menggunakan robot itu
dikerjakan untuk menghindari tingginya angka UMK yang senantiasa naik.
Efisiensi itu dapat kurangi 60 % tenaga kerja. Namun ia akan menerapkan
teknologi robot kepada perusahaannya dengan cara bertahap. “Mungkin butuh
kira-kira 3-4 tahun lagi, ” ucap dia.
Di Samping itu di sektor hulu, Soedomo menggunakan cara
lain. Beliau memilih menerapkan sejenis Corporate Social Responsibility,
seperti yang dikerjakannya pada beberapa pekerja perkebunan kopi punya Kapal
Api di Toraja, Sulawesi Selatan.
“Saya ambil satu kebijakan, setiap karyawan saya memberi
tempat 3 hektar untuk dikelola sendiri tidak ada UMR lagi. Nanti hasilnya kami
tampung sesuai harga pasar, ” kata Soedomo. Sedang di saat senggang,
perusahaannya memberi mereka dana untuk beternak kambing, sapi, kerbau, atau
babi.
Baca juga : Cara Alami Obati Sakit Amandel Tanpa Operasi
Pria kelahiran Surabaya itu pernah memaparkan minimnya
perusahaan kopi yang memiliki perkebunan sendiri. Dirinya menyebutkan sulitnya
menjadi petani kopi di dalam tuntutan kenaikan UMK.
“Perusahaan yang menanam kopi ketika ini tak ada. Karena UMR
setiap tahun naik, sedangkan kopi itu metiknya satu-satu. ” Beberapa pemetik
kopi itu mendorong hal anggaran menjadi mahal.
Meskipun begitu, tahun 2015 bukanlah tahun yang terlampau
jelek untuk industri kopi. Soedomo optimistis, PT Santos Jaya Kekal mendapatkan
kenaikan omset hingga akhir Desember nanti. “Kalau untuk kopi tidak ada
masalah. Pendapatan kami bertambah 10 % sampai akhir tahun ini, ” jelasnya.
sumber berita : viva.co.id