Skip to main content

Jamur Ulat Dari Tibet Mampu Obati Kanker Dan AIDS

jamur ulat obat Aids
Penyakit AIDS dan Kanker selalu membuat ngeri para dokter di seluruh dunia. Kenapa? Karena sulitnya penyakit ini untuk disembuhkan. Berbagai obat dan terapi diberikan tapi hanya mampu menahan atau memperlambat proses penyakit ini saja. Tetapi ada kabar gembira. Dikabarkan adanya Penemuan Jamur Ulat Dari Tibet Mampu Obati Kanker Dan AIDS memberikan harapan bagi penderita yang mendengarnya. Benarkah jamur Ulat bisa mengobatinya? Kita ikuti yuk ulasan lengkapnya di bawah ini.

Benda yang dicari oleh Silang, demikian nama pria Tibet ini sambil merangkak di tanah, 4.700 meter di atas permukaan laut di Dataran Tinggi Tibet, sungguh ajaib.

Bagian yang berada di atas tanah berupa jamur kecil tanpa tudung. Hanya batang cokelat sekecil korek api, mencuat beberapa sentimeter di tanah becek. Sebelas jam sehari, dari awal Mei sampai akhir Juni, Silang ia dan beberapa orang lain merangkak di lereng gunung yang curam. Mereka mengais semak, ranting, bunga liar, dan rumput, mencari jamur kecil yang sulit ditemui. Inilah Jamur Ulat Dari Tibet!

Ketika menemukannya, dia berteriak kegirangan. Dengan sekop kecil, Silang menggali sekeliling batang itu dan secara hati-hati mengangkat tanahnya. Dia menyikat kotoran yang menempel. Di telapak tangannya ada sesuatu mirip ulat berwarna kuning terang. Mati. Di kepalanya menempel jamur cokelat pipih. Dari sakunya, ia mengeluarkan kantong plastik merah. Dia memasukkan temuannya, lalu dengan hati-hati melipat kantong itu. Jamur ulat adalah sumber sebagian besar pendapatan mereka dalam setahun!

Pencarian jamur Ulat di Tibet Himalaya
Beristirahat setelah lelah mencari Jamur ulat
Di seantero Dataran Tinggi Tibet, jamur ulat ini mengubah ekonomi pedesaan. Jamur ini memicu demam emas modern. Bahkan, saat ia tiba di toko-toko yang gemerlap di Beijing, isi kantongnya tersebut laku keras dengan harga lebih dari dua kali lipat emas dengan berat yang sama.

Kronologis Terbentuknya Jamur Ulat
Jamur ini bernama yartsa gunbu. Nama dalam bahasa Tibet ini berarti “rumput musim panas, ulat musim dingin”, sekalipun secara teknis makhluk ini bukan rumput atau ulat. Makhluk ini sebenarnya larva beberapa jenis ngengat hantu yang hidup di dalam tanah dan terinfeksi spora jamur parasit Ophiocordyceps sinensis. Jamur ini menggerogoti tubuh sang ulat dan hanya menyisakan rangka luar yang utuh. Kemudian saat musim semi tiba, mekarlah batang cokelat atau stroma yang tumbuh di kepalanya. Ini hanya terjadi di padang rumput pegunungan tinggi yang subur di Dataran Tinggi Tibet dan Himalaya.

yartsa gunbu, Jamur ulat obat AIDS dan Kanker
yartsa gunbu - Jamur ulat

Jamur Ulat Terkenal Sejak Berabad-abad
Selama berabad-abad, yartsa gunbu dianggap sebagai obat mujarab dan obat kuat yang luar biasa. Salah satu deskripsi paling awal mengenai yartsa berasal dari teks Tibet abad ke-15, berjudul Samudra Kenikmatan, yang membahas “pusaka sempurna” yang “menganugerahkan manfaat tak terbayangkan”. Cukup didihkan beberapa batang bersama secangkir teh, atau direbus bersama sup, atau dipanggang bersama bebek, dan semua penyakit akan sembuh—setidaknya begitu kata orang. 
mirip Jamur Sakti dicerita film-film Silat Cina ya teman-teman.. :)

Khasiat Jamur Ulat
Ulat itu, demikian orang biasa menyebutnya, diresepkan oleh tabib untuk menyembuhkan :
sakit punggung, lemah syahwat, sakit kuning, dan kelelahan. Untuk mengobati tuberkulosis, asma, bronkitis, hepatitis, anemia, dan emfisema. Pengobatan untuk HIV/AIDS. Bahkan dapat menyembuhkan kerontokan rambut.

Seiring melesatnya perekonomian China, permintaan yartsa semakin meningkat—benda ini menjadi simbol status di pesta makan malam dan menjadi hadiah pilihan untuk menyenangkan hati pejabat pemerintah. Pada 1970-an, setengah kilogram ulat ini berharga 2.000-5.000 rupiah. Pada awal 90-an, harga setengah kilogram masih kurang dari dua juta rupiah. Sekarang harga setengah kilogram yartsa kualitas terbaik pada tingkat eceran dapat mencapai 475-an juta rupiah.

Seorang pasien bernama Yu Jian menjalani pengobatan modern, termasuk rangkaian panjang kemoterapi. Namun, dia juga memutuskan untuk berobat kepada sinse. Sang sinse meresepkan yartsa. Dia telah memakainya selama sekitar enam bulan. Setiap malam, ia memasukkan dua ulat ke dalam segelas air dan membiarkannya semalaman. Keesokan paginya dia mendidihkan air tersebut bersama beberapa buah kurma kering. Dia minum seduhan itu dan kemudian memakan ulat yang telah melunak.

Yu hanya membeli yartsa kualitas terbaik, dari jaringan apotek Tongrentang—salah satu dari beberapa merek yang lebih terkenal dan lebih mahal daripada Zhaxicaiji. Sekantong berisi 24 ulat ukuran sedang, cukup untuk persediaan beberapa minggu, dibelinya senilai 5,2 juta rupiah. “Saya pikir sepadan,” katanya, meskipun dia menyadari keraguan mengenai keampuhan obat tersebut. Sejauh ini kemujaraban yartsa gunbu belum terbukti.

Sampai ada yang melakukan uji klinis besar menggunakan produk berkualitas tinggi, ilmu pengetahuan yang kita andalkan selama ini tak menyatakan dampak yang signifikan,” kata Brent Bauer, direktur Complementary and Integrative Medicine Program di Mayo Clinic, yang meneliti obat-obatan herbal secara mendalam.

Terlebih lagi, kata ahli mikologi Paul Stamets, yartsa liar mungkin saja tercemar banyak jamur tak dikenal yang bisa jadi berbahaya. “Orang bisa keracunan,” kata Stamets. “Bagi yang tidak berpengalaman, itu semacam rolet rusia.” Buktinya mungkin memang jauh dari sahih, tetapi keyakinan akan kemujaraban yartsa begitu meluas.

Yu Jian mengaku ia bisa merasakan efek ulat itu. Dia mengatakan obat itu meningkatkan semangat dan membangkitkan “energi kehidupan”—yang dikenal di China sebagai qi (dibaca chi). Namun, energi aktualnya bisa saja berbeda.

Meskipun dia sangat kurus, warna kulit Yu memang agak kemerahan dan terlihat bersemangat. Saat merasa sehat, memang mudah untuk menyatakan kemustajaban ulat tersebut. Di saat lainnya, dia harus menghadapi kenyataan bahwa semua obat, sama-sama memiliki keterbatasan. Namun, pada kunjungan terakhirnya, dokternya terkejut oleh kecepatan pemulihannya. “Dia bahkan tidak ingat saya pengidap kanker,” katanya. 
Luar biasa sekali Pak Mario.. eh salahh.. hee :)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.