Mengulas Film Habibie & Ainun, Kisah Cinta Sang Mantan Presiden
Sebenarnya aku lebih tertarik baca bukunya dibanding filmnya.
Karena biasanya ada bahasa buku yang sulit atau tidak bisa digambarkan dalam
bahasa film. Tapi jujur diakui Film Habibie & Ainun ini cukup memancing
penasaran juga meskipun aku sih kurang srek dengan sosok pemeran Ainun alias
Mbak Bunga Citra Lestari, rasanya kurang pas. Bu Ainun kan lembut, feminim tapi
memiliki pribadi yang kokoh sebagai pendamping Pak Habibie. Mari kita sedikit
mengulas Film Habibie & Ainun, Kisah Cinta Sang Mantan Presiden. Dibalik
kelebihan dan kekurangannya film ini tetap memiliki nilai makna dan hikmah yang
mungkin bisa menginspirasi kita.
"Ada banyak cara untuk mencintai negeri ini.." -
Ainun
Awalnya BJ Habibie menulis otobiografinya hanya sebagai
terapi hati. Namun, siapa yang menyangka jika respon terhadap buku setebal 322
halaman tersebut begitu luar biasa.
Tak salah bila kemudian rumah produksi MD Pictures tertarik
mengadaptasi kisah mantan presiden ketiga setelah pak Soeharto lengser menjadi
sebuah fitur film. Proyeknya sendiri sudah terdengar sejak tahun lalu, namun
baru satu tahun kemudian rilis di pasaran.
HABIBIE & AINUN mengisahkan perjalanan pak Habibie
ketika dirinya masih kecil hingga bertemu dengan cinta sejatinya, mendiang ibu
Hasri Ainun. Selain perjalanan cinta mereka, kita juga akan dihadapkan pada
intrik politik dan cikal bakal mimpi dari pemilik nama lengkap Bacharuddin
Jusuf Habibie ini.
Sangat riskan sebenarnya mengadaptasi sebuah kisah nyata.
Terlebih jika setting-nya berada di masa lampau. Namun Faozan Rizal sebagai
sutradara dan tim kreatif berhasil menggambarkan nuansa jaman dulu dengan
begitu apik dan detail dari segi kostum hingga properti.
Tak lupa setting Jerman meski penempatannya digunakan
seperlunya. Serta munculnya footage penerbangan perdana N-250 Gatot Kaca yang
dihadiri pak Soaharto dan ibu Tien, hingga tragedi Mei 1998 yang membuat film
ini semakin believable.
Dalam urusan akting, dua jempol diberikan untuk Reza
Rahadian yang benar-benar total. Lewat film ini, Reza berhasil buktikan
kapasitasnya. Dia mampu bertindak sebagaimana sosok Habibie asli, dari gestur
hingga cara berbicara.
Sayangnya Bunga Citra Lestari yang diplot sebagai Ainun
terlihat kurang kuat untuk mengimbangi Reza. Meski begitu, akting wanita yang
debut layar lebar lewat CINTA PERTAMA ini tak bisa dibilang buruk. Karena di
beberapa bagian Bunga mampu tampil menawan.
Untuk urusan naskah sebenarnya cukup bernas, pun dengan
dialog yang dipakai. Ginatri S Noer dan partner, Ifan Adriansyah Ismail, cukup
ulet memaparkan guratan kisah pak Habibie walau di beberapa bagian terasa
dragging dan tak fokus.
Terlepas dari beberapa kelemahan di atas, HABIBIE &
AINUN tetaplah film yang layak ditonton. Apresiasi patut disematkan pada usaha
Faozan Rizal yang sebelumnya berjibaku sebagai director of photography.